Wednesday, November 13, 2013

Faktor Yang Mempengaruhi Berat Badan

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi massa tubuh. Faktor-faktor itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup faktor-faktor hereditas seperti gen, regulasi termis, dan metabolisme. Faktor eksternal mencakup aktivitas fisik, dan asupan makanan.

Faktor internal
Faktor internal yang bertanggung jawab terhadap massa tubuh adalah suatu faktor yang tidak dapat dikendalikan secara sadar oleh orang-orang yang melakukan diet.

Faktor genetik
''INSIG2''
Penelitian yang dilakukan oleh Sekolah Medis Universitas Boston menemukan bahwa gen bernama ''INSIG2'' bertanggung jawab terhadap obesitas. Gen ''INSIG2'' bertanggung jawab dalam menginhibisi sintesis [[asam lemak]] dan [[kolesterol]]. Beberapa produk protein dari [[Varian]] gen ''INSIG2'' memiliki daya inhibisi yang rendah sehingga orang-orang dengan varian gen ini akan cenderung lebih banyak menumpuk lemak di dalam tubuhnya. Sekitar 1 dari sepuluh orang (10%) diduga membawa varian gen ini <ref>http://www.medicalnewstoday.com/articles/41672.php</ref> <ref>http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/dispomim.cgi?id=608660</ref>.

''FTO''
Gen lain yang bertanggung jawab terhadap obesitas adalah gen ''FTO''. ''FTO'' adalah nama gen yang terletak pada [[kromosom 16]] manusia. Berdasarkan hasil penelitian <ref>http://www.sciencemag.org/cgi/content/abstract/1141634v1</ref> orang-orang yang memiliki varian tertentu dari FTO dan memiliki pasangan [[alel]] [[homozigot]] varian tersebut di dalam [[genom]]nya (16,4% dari subyek penelitian) memiliki berat badan 3 kg lebih berat dari orang biasa dan memiliki risiko terserang [[obesitas]] 1,5 kali lebih besar dari orang biasa<ref>http://www.guardian.co.uk/science/2007/nov/09/genetics</ref>.

Regulasi termis
Manusia pada dasarnya adalah makhluk [[berdarah panas]] yang menghabiskan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Selain membutuhkan energi untuk mempertahankan suhu tubuhnya (rata-rata 37 <sup>o</sup>C), sejumlah energi juga diperlukan untuk mempertahankan aktivitas organ-organ vital seperti [[jantung]] dan [[paru-paru]]. Energi yang diperlukan ini berasal dari makanan yang dikonsumsi oleh seseorang.

Umumnya, dalam keadaan tidur, manusia membutuhkan [[daya]] sebesar 1 [[Watt]] untuk setiap kg berat tubuhnya (manusia dengan tubuh seberat 65 kg akan mengonsumsi daya sekitar 65 [[Watt]], atau kira-kira setara dengan daya yang dibutuhkan untuk menghidupkan dua buah lampu [[bohlam]]). Dengan berat tubuh 65 kg, maka konsumsi energi yang dibutuhkan oleh orang itu setiap harinya adalah sekitar 5.500 [[kilojoule]] atau 1.400 [[kalori|kilokalori]] (kkal). Energi yang dibutuhkan manusia untuk sekedar hidup (di dalam kondisi istirahat), tanpa melakukan aktivitas apapun tadi disebut dengan istilah [[Laju Metabolisme Basal]] (''Basic Metabolite Rate''/BMR).

Mekanisme regulasi termis setiap orang berbeda-beda dan konsumsi energi tersebut yang menentukan seberapa banyak nutrisi yang harus ''dibakar'' oleh tubuh untuk menghasilkan energi tersebut. Dengan demikian, '''semakin tinggi BMR seseorang''', maka '''semakin tinggi konsumsi energinya''' dan orang tersebut membutuhkan lebih banyak makanan untuk mempertahankan aktivitas tubuhnya. Perbedaan jenis kelamin, ras, dan juga tinggi badan memengaruhi nilai BMR. Kondisi psikologis dan suhu udara juga ikut berpengaruh.

Karena kebutuhan total kalori untuk setiap individu berbeda-beda dan tergantung pada jenis kelamin, usia, bahkan etnis. Para ahli gizi umumnya menggunakan [[Formula Harris Benedict]] untuk menghasilkan perkiraan yang lebih akurat terhadap nilai BMR seseorang <ref>http://www.healthrecipes.com/calories.htm</ref>. Alih-alih menghitung sendiri, saat ada banyak situs internet yang telah menyediakan program sederhana untuk menghitung BMR misalnya program bernama '''BMR Calculator'''.

Metabolisme
Metabolisme, secara singkat, adalah proses pengolahan (pembentukan dan penguraian) zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Metabolisme lemak merupakan salah satu faktor penentu dalam diet. Seseorang dapat meningkatkan pembakaran lemak dengan meningkatkan massa otot di dalam tubuh. Ketika massa otot meningkat, metabolisme makanan akan meningkat. Proses ini akan meningkatkan nilai BMR dan kebutuhan kalori.




Faktor genetik

''INSIG2''
Penelitian yang dilakukan oleh Sekolah Medis Universitas Boston menemukan bahwa gen bernama ''INSIG2'' bertanggung jawab terhadap obesitas. Gen ''INSIG2'' bertanggung jawab dalam menginhibisi sintesis [[asam lemak]] dan [[kolesterol]]. Beberapa produk protein dari [[Varian]] gen ''INSIG2'' memiliki daya inhibisi yang rendah sehingga orang-orang dengan varian gen ini akan cenderung lebih banyak menumpuk lemak di dalam tubuhnya. Sekitar 1 dari sepuluh orang (10%) diduga membawa varian gen ini <ref>http://www.medicalnewstoday.com/articles/41672.php</ref> <ref>http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/dispomim.cgi?id=608660</ref>.

''FTO''
Gen lain yang bertanggung jawab terhadap obesitas adalah gen ''FTO''. ''FTO'' adalah nama gen yang terletak pada [[kromosom 16]] manusia. Berdasarkan hasil penelitian <ref>http://www.sciencemag.org/cgi/content/abstract/1141634v1</ref> orang-orang yang memiliki varian tertentu dari FTO dan memiliki pasangan [[alel]] [[homozigot]] varian tersebut di dalam [[genom]]nya (16,4% dari subyek penelitian) memiliki berat badan 3 kg lebih berat dari orang biasa dan memiliki risiko terserang [[obesitas]] 1,5 kali lebih besar dari orang biasa<ref>http://www.guardian.co.uk/science/2007/nov/09/genetics</ref>.